Janda Menggonda

Janda Menggonda

0 0
Read Time:7 Minute, 59 Second

Janda Menggonda – CeritaNakal kali ini memberikan cerita asik karena bertemakan Janda single mom yang bodynya aduhai, simak ceritanya,

Kejadian ini berlangsung sekitar 4 tahun lalu ketika saya berumur 22 tahun. Saat itu saya masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Saya berkenalan via internet dengan seorang janda keturunan chinese sudah berumur 40 tahun bernama Jeniffer,
Dia mempunyai 2 orang anak berumur 6 dan 10 tahun. Mulanya saya hanya tertarik karena orangnya ramah dan asik diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak muda alias lumayan trendy lah. Hampir setiap malam dia telepon ke saya. Sampai kadang anak-anaknya ikutan bercanda lewat telepon.

Suatu saat Jeniffer akan ada tugas dari kantornya ke Surabaya dia menelepon minta tolong dijemput di Bandara katanya, wah asik nih aku bisa ketemu sekalian bisa ngobrol bareng dan bercanda. Pada saat hari H dia telpon saya lagi dia bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam.

Hmm sesampainya di airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan airport yang pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun kira-kira masih sekitar kelihatannya umur 30 tahun menurutku. Aku beranikan diri untuk menyapa.

“Hmm selamat siang bu, maaf ibu yang bernama Jenny?” dengan senyum yang manis dia langsung merespons, “Apakabar Ibra”.

Saya langsung bengong karena melihat tampangnya yang masih cantik dengan badan langsing tapi berisi pada bagian yang penting tentunya.

Tiba-tiba Jenny langsung mencium pipiku..
“Mmmuuaachh jangan pake ibu kali.. Panggil Jeniffer aja!”
Wah-wah saya langsung rada gimana gitu.. He.. he..he..

Seharian saya antar dia keliling ke kantor klien-kliennya, saya tunggu sampai jam kerja usai, lalu kita makan malam dan saya antar lagi dia ke airport. Di perjalanan tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan.

Saya tanya, “Kenapa kok berhenti?”
Tanpa banyak bicara dia langsung mencium bibir saya dan membuka retsleting celana saya, penis saya langsung menegang tanpa basa-basi. Sambil mengelus-elus batangku dia bergumam,

“Hmm mantap juga batang kamu ini”
Ukuran penisku tidak terlalu besar sih sekitar 18 cm panjangnya, tapi menurut Jeniffer, “helm proyek”-nya ini bisa bikin nyesek.. He.. he.. he.. he.. Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot batang kemaluanku yang dari tadi sudah menunggu hisapan mulut sexynya,

Tak ketinggalan lidahnya menjilat-jilat batang penisku, aku tak mau tinggal diam tanganku berusaha meremas dadanya yang cukup kenyal, tapi dia menepis, “Sudah deh kali ini biar Jeniffer yang kerja,” ya.. aku pasrah saja sambil menikmati sedotan bibirnya,
Tak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala penisku serasa makin besar akhirnya “Oughh.. ahh..” Crott!! Spermaku keluar di mulut Jeniffer, Dia makin gila menyedot semua batangku masuk ke mulutnya seakan gamau ada spermaku yang tersisa dari mulutnya. Kepala penisku masih berdenyut saat Jeniffer menyedotnya.

“Ahhmm enak banget batang kamu, makasih ya,” kata Jeniffer, sambil tersenyum dan menciumku, dia sangat suka dengan penisku, sementara aku hanya bisa diam termelongo dan masih terheran-heran melihat kebinalannya,” Ayo jalan yuk, ntar ketinggalan pesawat nih.”

Tiba-tiba Jeniffer protes melihat aku hanya terdiam dan membiarkan celanaku terbuka. Pada saat aku tiba di parkiran airport Jeniffer berkata,” Kamu masih utang ya sama aku” hmm aku hanya bisa senyum sambil kali in aku yang mencium bibir sexy-nya. Jenny memelukku erat, kami seperti pasangan kekasih aja.

Sudah 1 bulan berlalu, kami tetap menjaga komunikasi berhubungan via telepon, hubungan kami semakin akrab, lalu saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu Jeniffer. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah, sekalian saya mengajak anaknya jalan-jalan.

Saat tiba di Jakarta saya menginap di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Selatan. Lalu kami bertemu dan jalan-jalan bersama kedua anaknya, “Hmm udah kayak keluarga aja nih” pikirku dan Jeniffer terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya.

Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba anak Jenny yang berumur 6 tahun meminta saya untuk menginap di rumahnya, agar kita bisa main PS berdua. Asik juga nih pikirku, karena memang aku juga sering main game. Saya dan Doni (anak sulung Jeniffer) sudah 2 jam main PS. Saat itu sudah jam 11 malam, Doni sudah mau tidur sementara Jeniffer masih sibuk membereskan kamar yang akan saya tiduri. Selesai main PS dengan Doni, saya langsung mandi karena sejak tadi saya belum mandi. Selesai mandi saya lihat Jeniffer sudah selesai beres-beres dan duduk di sofa ruang keluarga sambil nonton TV.

Cantik sekali Jeniffer saat itu, dengan baju tidur warna ungu, wah.. yang bikin saya deg-degan dadanya yang berukuran 34B menyembul dibalik gaunnya, dan setelah aku curi-curi pandang ternyata dia tidak memakai bra.

“Kamu masih hutang ama aku lho Ibra”, Jeniffer berkata begitu dengen senyum manisnya. Ya aku langsung jawab aja, “Iya deh pasti aku lunasin kok” wah kebeneran nih ngerasain vagina janda.. Hehehehe biarpun sudah umur 40-an tapi badannya sangat sexy karena memang hobbynya berenang.

“Kita sambil nonton bokep yuk Wan,” kata Jeniffer.
Sewaktu Jeniffer mengambil remot di depan TV dia rada sedikit nungging, Hmm.. pahanya terlihat mulus den belahan pantatnya terlihat sangat bersih, aku tak tahan langsung aja aku samperin dan menjilat belahan pantatnya dari belakang sampai turun ke selangkangan.

“Ahh sayangg.. Sabar dong.. Aku udah lama gak diginiin” Jeniffer mendesah sambil kakinya gemetaran.
Aku gendong saja ke sofa terus aku ciumin bibirnya, Jeniffer merespon ciumanku dengan ganasnya, “Jago juga nih ciumannya”, pikirku.

Sementara kedua tanganku mulai menyelusup ke dadanya yang sejak tadi membusung karena menahan nafas, “Oughh ahh.. Terusin sayang,” desahnya.

Tangan Jenny mulai berusaha meraih batang penisku yang sudah menegang dengan helm yang memerah,

“Eittsss ini giliranku bayar hutang” tanganku menepis tangan Jeniffer dengan lembut, dia hanya tersenyum. Sementara mulutku mulai menjilat-jilat puting Jeniffer yang berwarna pink. Jemarinya mendekap erat kepalaku, sambil mendesah dan kakinya memeluk erat pinggulku,

Jeniffer mendorong kepalaku ke arah vaginanya yang dari tadi cairannya membasahi dadaku. Hmm asik benar nih pikirku dalam hati. Saat aku mulai menyapukan lidahku dari bagian bawah ke atas hipnya aku merasakan cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu Jeniffer.

Aku hisap clitorisnya dia makin mengejang dan aku merasakan vaginanya seperti menghisap bibirku.

“ciuman ama bibir atau vagina sama enaknya nih,” pikirku. “Oughh sayangghh enak,” gumamnya.

Lidahku mulai bergerak konstan di clitorisnya semakin cepat, pantatnya bergerak naik turun mengikuti irama lidahku, tiba tiba dia berteriak histeris. “Fuck.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Ibra eghh.,” badan Jeniffer mengejang, tangannya menekan kepalaku ke vaginanya hingga hidung dan hampir semua wajahku basah karena cairan vaginanya.

Nafasnya tersengal-sengal dadanya makin membusung (ini pengalaman perdanaku menjalat vagina, sekarang aku suka sekali menjilat vagina sampai lawan main-ku mencapai klimaks karena jilatanku). Aku jilati terus dan aku telan semua cairan vaginanya, rasanya enak banget!!

Sementara nafas Jeniffer masih tersengal-sengal aku angkat kedua pahanya sehingga lobang pantatnya pas berada di bibirku. Aku jilati lagi sisa-sisa cairan yang meleleh di lobang pantat Jeniffer sambil aku teruskan jilatanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang.

Tangan Jenny makin menekan kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala Jeniffer menegadah pertanda dia sangat menikmati jilatanku, sampai akhirnya aku berbalik lagi menjilat bagian lubang vaginanya yang masih berdenyut.

“Sayang terusinn aku hampir sampai lagi nihh,” gumamnya sambil menggerak-gerakan pantatnya. Aku makin enjoy dengan rasa vaginanya yang seperti sayur sop.. Hehehehe. Aku hisap clitorisnya sampai akhirnya dia mulai mengejang-ngejang.. “Oughh enakk sayangku..” Kuku jemarinya terasa perih di belakang leherku.

Jeniffer mencapai klimaks untuk kedua kalinya, tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan saja batang penisku yang dari tadi sudah menunggu untuk bersarang, Ternyata tak semudah itu, lubang vaginanya memang cukup sempit pertama kali hanya kepala penisku aja yang bisa masuk, lalu setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi beberapa kali akhirnya. BLESS.. “Eghh.. Enak banget Wan,” gumamnya Jeniffer langsung menciumi bibirku dengan penuh nafsu.

Aku mulai memompa vaginanya secara beraturan sambil menjilati puting susunya yang merah dan menegang, enak benar vagina Jeniffer, pikirku. Selama 15 menit aku memompa, perlahan tapi pasti vagina Jeniffer makin terasa makin menyempit, aku makin merasa enak.

“Ahh.. Ahh oughh” mendesah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa. Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Jeniffer mencapai klimaks yang ketiga kalinya,

“Aghh ahh I LOVE THE WAY YOU F*CK ME!!” Aku makin mempercepat gerakanku.. Jeniffer makin menggila.

“FUCK.. FUCK.. FUCK ME.. Oughh ahh ahh,” Jenny benar meracau tak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur anaknya. Setalah Jeniffer menikmati sisa-sisa klimaksnya aku ciumin bibrnyai dia dan dia tersenyum, “Makasih ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar sayangku,” dia berkata sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang sandaran sofa.

“Fuck me from behind,” dia mengarahkan penisku yang masih menegang ke arah lubang vaginanya yang sudah basah kuyup.
Langsung aja aku pompa vaginanya karena aku sudah tak tahan ingin cepat-cepat keluar, baru sepuluh kali keluar masuk, Jeniffer mendesah berat dan vaginanya berdenyut pertanda dia mencapai klimaksanya, badannya seperti kehilangan tenaga, aku tahan pantatnya sambil terus aku pompa vaginanya.

Denyutan vaginanya membuat aku merasa makin nikmat. Dengan mata sayu Jeniffer berkata, “Keluarin di mulutku sayangku, aku haus spermamu”.

Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar kenikmatanku sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai puncak kenikmatan aku cabut penisku,

Dengan sigapnya Jeniffer meraih batang penisku dan mengocok-ngocok di dalam mulutnya. “Oughh.. Isepin penisku sayanghh ahh..” Crott!! Crott.. Crott.. Cairan spermaku meleleh di dalam mulutnya sampai keluar dari tepi bibir Jeniffer.

Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup mengagetkanku”ahh ahh ahh oughh..,” kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat pembantu Jeniffer yang bernama Dita sudah telentang sambil mengejang di lantai, jemarinya terlihat berada di dalam vaginanya, sementara bajunya sudah tidak karuan. Ternyata dia melihat aksi kami dari jauh lalu sambil memainkan kemaluannya sendiri sambil menyaksikan aksi kami.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%